A.
LATAR
BELAKANG
Pada hakikatnya belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku yang terjadi pada diri
seseorang. Seseorang menjadi dewasa karena dia telah melewati sebuah proses
yang direncanakan maupun tidak direncanakan. Mereka belajar sesuatu dari
berbagai aspek kehidupan baik
itu formal maupun
nonformal. Dengan belajar
seseorang diharapkan menjadi manusia
yang sesungguhnya, atau
didalam konsep pendidikanIslam dinamakan
manusia yang berkepribadian kaffah/insan
kamil atau manusia paripurna. Salah
satu indikator manusia
kaffah selain memiliki
kecerdasan adalah memiliki
perilaku yang baik (akhlakul karimah), mungkin inilah yang dirasa cukup berat
oleh para pendidik
karena pada kenyataannya
proses belajar belum
mampu sepenuhnya mencapai hal tersebut.
Proses
pembelajaran yang terjadi
pada umumnya adalah
seseorang lebih banyak dituntut untuk
mendengarkan dari pada
aktif atau kreatif,
mereka hanya dijadikan obyek dalam
belajar hal ini
terjadi dari jenjang
pendidikan tingkat dasar
sampai menengah atas, hampir 12 tahun
mereka belajar seperti itu, maka tidak
heran ketika memasuki perguruan tinggi
mereka tidak siap
dengan metode belajar
mandiri. Pada dasarnya proses
pendidikan itu berkesinambungan artinya
proses pendidikan sebelumnya akan
memengaruhi proses pendidikan
selanjutnya, oleh karenanya student centre siswa
merupakan subyek dalam
pembelajaran harus
benar-benar diterapkan oleh
para pendidik disemua
jenjang pendidikan karena
hal tersebut akan berpengaruh
terhadap cara mereka
belajar dijenjang berikutnya.
Ketidaksiapan
seseorang dalam memasuki
perguruan tinggi juga
dikarenakan faktor mindset atau
cara pandang seseorang
dalam memaknai belajar.
Sedikitnya ada beberapa potensi
yang harus dikembangkan dalam proses
belajar diantaranya aspek pemahaman,
penerapan, analisis, dituntut
untuk dapat mengingat,
memahami, menganalisis dan
menyimpulkan serta
menerapkan sebuah teori
dalam permasalahan yang
sesungguhnya, dengan itu mereka
diharapkan menjadi seorang
pembelajar aktif, kritis
serta reaktif terhadap feeling-minding, cita
rasa, kemauan, kecintaan,
sikap, sistem nilai
serta minat yang tinggi terhadap
proses belajar sehingga mereka dapat menghargai proses belajar serta dapat mengintegrasikan nilai-nilai
yang dianutnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Berikutnya aspek psikomotorik dimana mahasiswa dapat mempraktikkan kompetensi atau keahliannya dalam dunia
kerja, wirausaha dan kehidupan bermasyarakat. Proses belajar seperti ini
harus didukung oleh seluruh stakeholder kampus khususnya dosen yang bertindak
sebagai pembimbing, patner,
serta motivator bagi
seluruh mahasiswanya.
Untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan itu tercapai atau untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil
belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar
dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,
yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa
diperhatikan dan dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip
kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar
dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari
segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan
(aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan
pengamalannya (aspek psikomotor).
Ketiga aspek atau ranah tersebut erat sekali dan
bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil
belajar. Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan
itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau
ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:
a) Ranah
proses berfikir (cognitive domain)
b) Ranah
nilai atau sikap (affective domain)
c) Ranah
keterampilan (psychomotor domain)
Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga
domain atau ranah itulah yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan
evaluasi hasil belajar.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar makalah fokus pembahasan dalam pembahasan
makalah adalah:
1. Bagaimanakah
taksonomi dalam pembelajaran dan taksonomi Bloom?
2. Bagaimanakah
domain taksonomi kognitif Bloom?
3. Bagaimanakah
domain taksonomi domain Afektif Bloom?
4. Bagaimanakah
domain taksonomi domain Psikomotor Bloom?
C.
PEMBAHASAN
1.
Taksonomi
dalam Pembelajaran dan Taksonomi Bloom
Taksonomi berasal
dari bahasa Yunani
tassein berarti untuk
mengklasifikasi dan nomos yang
berarti aturan. Taksonomi
berarti klasifikasi berhirarki
dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang
bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian-kejadian sampai
pada kemampuan berpikir
dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema
taksonomi. Taksonomi tujuan
pembelajaran adalah pengelompokan
tujuan pembelajaran dalam
kawasan kognitif, afektif
dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran merupakan
salah satu aspek
yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pembelajaran,
karena segala kegiatan
pembelajaran bermuara pada
tercapainya tujuan tersebut. Agar
proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka
seorang guru dituntut
untuk mampu menyusun
dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas.
Kendati demikian, dalam kenyataan di lapangan saat ini, tampaknya kita masih dapat menemukan permasalahan
yang dihadapi guru (calon guru) dalam merumuskan tujuan
pembelajaran yang hendak dilakukannya, yang berujung pada
inefektivitas dan inefesiensi
pembelajaran. Taksonomi adalah
suatu klasifikasi atau pengelompokan
benda menurut ciri-ciri
tertentu. Dalam bidang pendidikan, taksonomi digunakan untuk
mengklasifikasikan tujuan instruksional.
Taksonomi Bloom
memiliki hirarki yang
paling banyak (6
hirarki), baik yang
belum direvisi maupun yang
sudah direvisi.
Taksonomi Bloom
pertama kali disusun
oleh Benjamin S.
Bloom pada tahun
1956. Dalam hal ini,
tujuan pendidikan dibagi
menjadi beberapa domain
(ranah, kawasan) dan setiap
domain tersebut dibagi
kembali ke dalam
pembagian yang lebih
rinci berdasarkan hirarkinya. Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga
domain, yaitu:
2.
Cognitive
Domain (Ranah Kognitif)
Ranah Kognitif
berisi tentang perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual,
seperti pengetahuan, pengertian,
dan keterampilan berpikir.
Indikator kognitif proses merupakan perilaku
(behavior) siswa yang
diharapkan muncul setelah melakukan serangkaian kegiatan untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan. Selain ranah afektif
dan psikomotorik, hasil belajar
yang perlu diperhatikan
adalah dalam ranah kognitif. Seseorang dapat dikatakan telah belajar
sesuatu dalam dirinya apabila telah
terjadi perubahan, akan
tetapi tidak semua
perubahan terjadi. Hasil
belajar merupakan pencapaian tujuan
belajar dan hasil
belajar sebagai produk
dari proses belajar. Perilaku
ini sejalan dengan
keterampilan proses sains,
tetapi yang karakteristiknya untuk
mengembangkan kemampuan berfikir
siswa. Indikator kognitif produk
berkaitan dengan perilaku
siswa yang diharapkan
tumbuh untuk mencapai kompetensi yang
telah ditetapkan. Indikator
kognitif produk disusun
dengan menggunakan kata kerja operasional aspek kognitif.
Dalam
Taksonomi Bloom yang
direvisi oleh David R. Krathwohl
di jurnal Theory into
Practice, aspek kognitif
dibedakan atas enam
jenjang yang diurutkan
seperti pada gambar berikut ini.
Masing-masing
tingkatan dijelaskan seperti berikut ini :
1). Knowledge / Remember (C1)
Mengingat
merupakan proses kognitif
paling rendah tingkatannya.
Untuk dapat menjadi bagian belajar bermakna, maka tugas mengingat
hendaknya selalu dikaitkan
dengan aspek pengetahuan
yang lebih luas dan
bukan sebagai suatu
yang lepas dan
terisolasi. Kategori ini mencakup
dua macam proses
kognitif yaitu mengenali
(recognizing) dan mengingat. Beberapa
kata kerja operasional
yang berkaitan dengan
mengingat antara lain Mengetahui,
Mengutip, Menjelaskan, Menggambar,
Menyebutkan, Membilang,
Mengidentifikasi,
Memasangkan, Menandai, Menamai,
Mengutip, Menyebutkan, Menjelaskan, Menggambar,
Membilang, Mengidentifikasi,
Mendaftar, Menunjukkan, Memberi
label, Memberi indeks,
Memasangkan, Menamai,
Menandai, Membaca, Menyadari,
Menghafal, Meniru, Mencatat, Mengulang, Mereproduksi,
Meninjau, Memilih, Menyatakan,
Mempelajari, Mentabulasi, Memberi kode, Menelusuri, Menulis.
2).
Comprehension / Understanding (C2)
Pertanyaan pemahaman menuntut siswa agar dapat
menunjukkan bahwa mereka telah
mempunyai pengertian yang
memadai untuk mengorganisasikan dan menyusun
materi-materi yang telah
diketahui. Siswa harus
memilih fakta-fakta yang cocok
untuk menjawab pertanyaan. Jawaban siswa tidak sekedar mengingat kembali informasi,
namun harus menunjukkan
pengertian terhadap materi
yang diketahuinya. Kata kerja
operasional yang berkaitan
dengan memahami antara lain
Menafsirkan, Meringkas, Mengklasifikasikan, Membandingkan, Menjelaskan, Membeberkan, Memperkirakan, Menjelaskan,
Mengkategorikan, Mencirikan,
Merinci, Mengasosiasikan, Membandingkan, Menghitung,
Mengkontraskan, Mengubah,
Mempertahankan, Menguraikan, Menjalin,
Membedakan, Mendiskusikan,
Menggali, Mencontohkan, Menerangkan,
Mengemukakan, Mempolakan,
Memperluas, Menyimpulkan, Meramalkan,
Merangkum, Menjabarkan.
3).
Application / Applying (C3)
Pertanyaan
penerapan mencakup penggunaan
suatu prosedur untuk menyelesaikan masalah
atau mengerjakan tugas.
Oleh karena itu, mengaplikasikan berkaitan
erat dengan pengetahuan
prosedural. Namun tidak berarti
bahwa kategori ini
hanya sesuai untuk
pengetahuan prosedural saja. Kategori ini
mencakup dua macam
proses kognitif yaitu
menjalankan dan
mengimplementasikan. Kata kerja
oprasionalnya antara lain
Melaksanakan, Menggunakan,
Menjalankan, Melakukan, Mempraktekan,
Memilih, Menyusun, Memulai, Menyelesaikan, Mendeteks,
Menugaskan, Mengurutkan, Menerapkan, Menyesuaikan, Mengkalkulasi, Memodifikasi,
Mengklasifikasi, Menghitung,
Membangun , Membiasakan,
Mencegah, Menentukan, Menggambarkan, Menggunakan, Menilai,
Melatih, Menggali, Mengemukakan,
Mengadaptasi, Menyelidiki,
Mengoperasikan,
Mempersoalkan,
Mengkonsepkan, Melaksanakan,
Meramalkan, Memproduksi, Memproses,
Mengaitkan, Menyusun, Mensimulasikan, Memecahkan, Melakukan,
Mentabulasi, Meramalkan.
4). Analysis / Analysing (C4)
Pertanyaan
analisis menguraikan suatu
permasalahan atau obyek
ke unsur-unsurnya dan
menentukan bagaimana saling
keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Kata
kerja oprasionalnya antara
lain Menguraikan, Membandingkan, Mengorganisir, Menyusun
ulang, Mengubah struktur,
Mengkerangkakan, Menyusun
outline, Mengintegrasikan, Membedakan,
Menyamakan, Membandingkan,
Mengintegrasikan,
Menganalisis, Mengaudit, Memecahkan, Menegaskan, Mendeteksi,
Mendiagnosis, Menyeleksi, Merinci,
Menominasikan, Mendiagramkan,
Megkorelasikan,
Merasionalkan, Menguji, Mencerahkan, Menjelajah, Membagankan,
Menyimpulkan, Menemukan, Menelaah, Memaksimalkan, Memerintahkan, Mengedit,
Mengaitkan, Memilih, Mengukur, Melatih, Mentransfer
5). Sintesis
/ Evaluation (C5)
Teori
Bloom Sebelum direvisi
Dengan
kata kerja operasional Mengabstraksi, Mengatur,
Menganimasi, Mengumpulkan,
Mengkategorikan, Mengkode, Mengombinasikan, Menyusun, Mengarang, Membangun,
Menanggulangi,
Menghubungkan, Menciptakan,
Mengkreasikan, Mengoreksi, Merancang,
Merencanakan, Mendikte,
Meningkatkan, Memperjelas, Memfasilitasi, Membentuk,
Merumuskan, Menggeneralisasi,
Menggabungkan, Memadukan, Membatas,
Mereparasi, Menampilkan, Menyiapkan Memproduksi, Merangkum,
Merekonstruksi.
Teori
Bloom Setelah direvisi
Mengevaluasi
adalah membuat suatu
pertimbangan berdasarkan kriteria
dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini adalah
memeriksa dan mengkritik. Kata
operasionalnya antara lain Menyusun hipotesis, Mengkritik,
Memprediksi, Menilai, Menguji,
Membenarkan, Menyalahkan.
6). Evaluation /
Creating (C6)
Teori
Bloom Sebelum direvisi
Dengan kata kerja
operasional Membandingkan, Menyimpulkan,
Menilai, Mengarahkan,
Mengkritik, Menimbang, Memutuskan, Memisahkan, Memprediksi,
Memperjelas, Menugaskan, Menafsirkan,
Mempertahankan, Memerinci,
Mengukur, Merangkum, Membuktikan,
Memvalidasi, Mengetes, Mendukung, Memilih, Memproyeksikan
Teori
Bloom Setelah direvisi
Membuat
adalah menggabungkan beberapa
unsur menjadi suatu
bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam
kategori ini yaitu Membuat, Merencanakan, dan Memproduksi. Kata kerja
oprasionalnya antara lain Merancang,
Membangun, Merencanakan, Memproduksi,
Menemukan, Membaharui, Menyempurnakan, Memperkuat, Memperindah,
Menggubah.
3.
Ranah
Afektif
Indikator
pada ranah afektif merupakan sikap yang
diharapkan saat dan setelah siswa melakukan
serangkaian kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran IPA,
indikator afektif berkaitan dengan
salah satu hakekat IPA
yaitu sikap ilmiah. Oleh karena itu, indicator afektif
disusun dengan menggunakan
kata kerja operasional
dengan objek sikap ilmiah.
Beberapa contoh sikap
ilmiah adalah :
berlaku jujur, peduli, tanggungjawab dan
lain-lain. Selain itu,
indikator Afektif juga
perlu memunculkan keterampilan
social misalnya : bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi
pendengar yang baik,
berkomunikasi dan lain
sebagainya. Beberapa hal
yang berkaitan dengan ranah afektif antara lain :
1) Menerima (A1) :
Memilih, Mempertanyakan, Mengikuti,
Memberi, Menganut, Mematuhi,
Meminati
2) Menanggapi
(A2) : Menjawab, Membantu, Mengajukan,
Mengompromika, Menyenangi,
Menyambut, Mendukung, Menyetujui,
Menampilkan, Melaporkan, Memilih,
Mengatakan, Memilah, Menolak.
3) Menilai (A3) : Mengasumsikan, Meyakini, Melengkapi,
Meyakinkan, Memperjelas, Memprakarsai, Mengimani, Mengundang,
Menggabungkan, Mengusulkan,
Menekankan, Menyumbang.
4) Mengelola
(A4) : Menganut, Mengubah, Menata,
Mengklasifikasikan, Mengombinasikan,
Mempertahankan, Membangun, Membentuk
pendapat, Memadukan, Mengelola, Menegosiasi, Merembuk.
5) Menghayati
(A5) : Mengubah perilaku, Berakhlak
mulia, Mempengaruhi,
Mendengarkan, Mengkualifikasi, Melayani,
Menunjukkan, Membuktikan,
Memecahkan.
4.
Ranah
Psikomotor
Indikator
psikomotorik merupakan perilaku
(behavior) siswa yang diharapkan
tampak setelah siswa mengikuti
pembelajaran untuk mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan. Selama
proses pembelajaran IPA,
diperlukan kegiatan yang
berkaitan dengan percobaan, penemuan
atau pembuktian konsep.
Kegiatan ini melibatkan aktivitas fisik, misalnya merangkai, mengukur, membuat dan
lain sebagainya. hal-hal yang
berkaitan dengan ranah Psikomotor, antara lain :
1) Menirukan (P1) :
Mengaktifkan, Menyesuaikan, Menggabungkan, Melamar, Mengatur, Mengumpulkan,
Menimbang, Memperkecil, Membangun,
Mengubah, Membersihkan, Memposisikan, Mengonstruksi.
2) Memanipulasi (P2) :
Mengoreksi, Mendemonstrasikan, Merancang,
Memilah, Melatih,
Memperbaiki,
Mengidentifikasikan,
Mengisi, Menempatkan, Membuat, Memanipulasi, Mereparasi, Mencampur.
3) Pengalamiahan (P3) :
Mengalihkan, Menggantikan, Memutar,
Mengirim, Memindahkan, Mendorong, Menarik, Memproduksi, Mencampur,
Mengoperasikan, Mengemas, Membungkus.
4) Artikulasi (P4) :
Mengalihkan, Mempertajam, Membentuk,
Memadankan, Menggunakan,
Memulai, Menyetir, Menjeniskan,
Menempel, Menseketsa,
Melonggarkan, Menimbang.
D.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas tentang ranah
kognitif dalam pembelajaran,
dapat disimpulkan bahwa :
Pembelajaran
merupakan kegiatan interaktif
dan timbal balik antara
pendidik dan peserta didik. Untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan maka seorang pendidik seharusnya menyiapkan
berbagai kebutuhan sebalum
mengajar termasuk kebutuhan setelah
mengajar. Merancang, melaksanakan,
dan mengevaluasi pembelajaran merupakan
kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh
guru. Dengan demikian guru dapat
berkreasi dan berinovasi
pada kelasnya dengan
teori yang mendasari proses
pembelajaran tersebut. Tujuan
dari pembelajaran adalah
untuk membantu siswa untuk
memahami konsep utama
pada suatu topik
atau mata pelajaran. Kemampuan
berpikir merupakan faktor
penting dalam proses pembelajaran siswa.
Kemampuan berpikir seseorang
dapat dikembangkan melalui belajar, bertanya pada diri sendiri, memiliki keinginan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru, berkemauan
memanfaatkan sesuatu yang
ada di sekitar,
sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya maupun bagi
orang lain.
E.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Penilaian Pendidikan Edisi
Kedua. Bumi
Aksara : Jakarta.
Bloom, Benjamin
S, dkk. 1965. Evaluation to improve Learning.
Joyce, B.,
& Weil, M. 2003. Model of Teaching.
Allyn & Bacon :
Massachusetts.
Schunk, D.H.
2012. Learning Theories An
Educational Perspective,
Sixth Edition. Pearson
Publishing : Boston.
saya IBU KARMILA posisi sekarang di malaysia
BalasHapusbekerja sebagai ibu rumah tangga gaji tidak seberapa
setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
sempat saya putus asah dan secara kebetulan
saya buka FB ada seseorng berkomentar
tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
karna di malaysia ada pemasangan
jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
saya minta angka sama AKI NAWE
angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
terima kasih banyak AKI
kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259 tak ada salahnya anda coba
karna prediksi AKI tidak perna meleset
saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan