Sekolah Kertas; Siswa Kertas

Baik, itu pertemuan kita untuk hari ini.
Tugas kalian di rumah adalah menulis resensi buku!
Kumpulkan Kamis pagi, harap jangan terlambat!

Itu pilihan kata terakhir yang disampaikan sang guru kepada para siswanya setelah mengajar di kelas.
Cara kuno sih dalam mengakhiri pertemuan. Tujuan disampaikannya hal tersebut agar para siswa setelah mempelajari satu materi dapat mempraktekkan apa yang didapatkannya secara mandiri di luar kelas. Tapi apa yang terjadi..... apakah siswa melakukannya atau mengerjakannya dan mengumpulkannya tepat waktu? mungkin para guru-guru tahu apa jawabannya?? aku rasa pasti tahu. karena semut pun tahu. hehehehe

Tantangan terberat dunia pendidikan masa kini salah satunya adalah menerapkan apa yang dipelajari atau di dapat disekolah ke dalam lingkungan hidupnya sehari-hari.  Hal ini nampak dari bagaimana siswa kita setelah belajar dikelas,yang paling sederhana dapat kita lihat dari seberapa banyak siswa mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. lalu setelahnya mereka mampu menerapakan apa yang mereka tulis dalam kehidupannya sehar-hari seperti sopan, santun, tanggung jawab, ramah, kritis, semangat dalam belajar, ibadah, dan lainnya. Sehingga apa yang di sampaikan oleh Prof. Rhenald Kasali sebagai pengantar dalam buku "30 Paspor di Kelas Sang profesor" tentang siswa atau mahasiswa dalam tugasn belajarnya jangan hanya menjadi pencatat ilmu di buku saja (disebut sarjana kertas), tapi harus mampu menerapakan bahkan melahirkan ciptaan baru setelah mereka mempelajari sesuatu dan guru tugasnya bukan hanya sebagai pengendali kemudi (sopir) lalu siswa hanya sebagai penumpang di dalam kelas. keduanya (guru dan siswa) harus dapat bekerjasama dalam menentukan tujuan yang ingin dituju atau dicapai dan mengendalikan kemudinya secara bersama-sama.