nurjadinrusmin.blogspot.com # slide 1 title

Penddikan, Seni dan Teknologi.

nurjadinrusmin.blogspot.com # 2 title

Penddikan, Seni dan Teknologi.

nurjadinrusmin.blogspot.com # slide 3 title

Penddikan, Seni dan Teknologi.

nurjadinrusmin.blogspot.com # slide 4 title

Penddikan, Seni dan Teknologi.

nurjadinrusmin.blogspot.com # slide 5 title

Penddikan, Seni dan Teknologi.

Jumat, 24 Januari 2014

Inggit Garnasih; kekasih, kawan dan ibu yang hanya memberi tanpa menuntut balas

Jika ditanya siapa perempuan indonesia inspiratif bagi saya, salah satunya adalah Ibu Inggit Garnasih.

Ia sangat mengagumkan bagi saya, dalam banyak hal.
Tak hanya inspiratif, sosoknya yang sederhana, penyayang, keibuan dan memiliki pendirian menjadikannya simbol wanita mandiri.

Garnasih lahir di Desa Kamasan, Banjaran, Kab.Bandung, 17 Februari 1888,dari pasangan Ardjipan dan Amsi. Nama itu diberikan dengan penuh makna dan harapan, kelak menjadi anak yang hegar, segar, menghidupkan, dan penuh kasih sayang.

Menginjak dewasa Garnasih menjadi gadis cantik sehingga ke mana pun ia pergi selalu menjadi perhatian pemuda. Di antara mereka sering melontarkan kata-kata, “Mendapat senyuman dari Garnasih sama dengan mendapat uang seringgit.” (Pada saat itu 1 ringgit sama dengan 2,5 gulden dan nilainya tinggi.) Akhirnya, julukan inilah yang merangkai namanya menjadi Inggit Garnasih.
Ya, Inggit adalah istri kedua Soekarno. Bisa dikatakan beliau adalah sosok perempuan dibalik kesuksesan sang proklamator. Perannya sanggat penting, dimana ia membentuk, menampung, dan mengayomi Soekarno muda yang kala itu tengah berapi-api menjadi seorang pemimpin dan pejuang tangguh, dan Inggit pula yang serta merta mengantarkannya ke gerbang kejayaan.
“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno)
Berikut saya simpulkan beberapa peranan Inggit ketika mendampingi Soekarno saat memasuki dunia politik dan pergerakan Kemerdekaan Indonesia, di antaranya:  :
  • Inggit merelakan mengakhiri hubungan rumah tangga nya yang terlanjur hampa dengan seorang pedagang kaya dan juga salah satu tokoh Sarekat Islam, Bernama H.Sanusi.
  • Setelah terjalin ikatan pernikahan dengan Soekarno, Inggitlah yang menjadi tulang punggung keluarga. Ia membiayai rumah tangga dan juga uang kuliah, dengan cara meracik jamu, bedak, membuat Rokok Berlabel “Ratna Djuami” , menjahit kutang, dan menjadi agen sabun dan cangkul meskipun kecil-kecilan. Karena saat itu Soekarno masih menjadi Studen di THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Teknik Tinggi yang sekarang menjadi ITB).
  • Membiayai segala bentuk kegiatan politik Soekarno, termasuk menjamu semua tamu Soekarno yang setiap hari datang berkunjung untuk diskusi.
  • Pengabdian Inggit sebagai istri tercermin saat ia menghapus keringat saat Soekarno kelelahan, menemani dan menghibur Soekarno yang tengah kesepian. inggit mampu memerankan 3 sosok sekaligus, yaitu sebagai kekasih, kawan dan ibu yang hanya memberi tanpa menuntut balas.
  • Ia selalu setia mengantarkan makanan, koran, dan uang ketika Soekarno menjalani hukuman di Penjara Banceuy dan Sukamiskin. Meskipun Jarak jauh harus dilewati dengan berjalan kaki bersama Ratna Djuami (anak angkat Inggit dan Soekarno).
  • Inggit juga tabah mendampingi Sukarno hidup di pengasingan, baik selama di Ende maupun Bengkulu. Ia menjadi sumber kekuatan bagi kehidupan Soekarno yang penuh ujian keras.
  • Ia berusaha keras untuk yang menyelundupkan buku-buku untuk Soekarno di dalam penjara. Lewat buku-buku itu Soekarno bisa menyusun pledoi master piece berjudul ‘Indonesia Menggugat’.
Adilkah Jika Masih saja ada orang yang tak mengenalnya ? Namun takdir berkata lain. Inggit tak bisa selamanya mendampingi Soekarno. Di tahun 1943 itu, saat Sukarno hampir mencapai puncak kejayaannya. Ia berusia 40 tahun sedang Inggit 53 tahun, terguncang oleh keinginan Soekarno yang beralibi menginginkan keturunan langsung darinya. Inggit memang wanita mandul, ia hanya mampu merawat dan mendidik kedua anak angkatnya, Ratna Djuami dan Kartika, bukan dari rahimnya sendiri. 

Sampai suatu saat, terucaplah keinginan Soekarno untuk memperistri sesosok wanita muda bernama Fatimah yang kemudian dikenal Fatmawati. Fatmawati sudah dinggap sebagai anak sendiri ketika mereka berada di pengasingan di Bengkulu.

Dengan tegas Inggit mengucapkan, “Itu mah pamali, ari di candung mah cadu”(itu pantang, kalau dimadu pantang). Setelah melewati berbagai pembicaraan dan pertengkaran, sampailah inggit pada keputusannya, ia enggan dimadu dan memilih untuk bercerai dari seorang Soekarno dan dipulangkan kembali ke Bandung.

Itulah Inggit. Dia berbeda dia mampu menentukan keputusan dan memiliki pendirian. Kesedihan dan kesengsaraan yang di arungi bersama selama hampir 20 tahun tidak dirasakan buahnya saat Sukarno mencapai gemilang. Ia telah menuntun Soekarno menuju gerbang. Sampai disitulah tugasnya, kemudian ia memilih membalikan badan menerima kenyataan tak ada lagi Soekarno sebagai pendampingnya, dan mencoba melanjutkan hidup dengan menjual bedak dan meramu jamu.

Soekarno pun akhirnya menikahi Fatmawati, yang setelah mencapai kemeredekaan pada tahun 1945 menjadi First Lady.
 
Namun sampai akhir hayat pun bisa dipastikan inggit masih menyimpan cintanya yang begitu besar terhadap Soekarno, termasuk melayat saat Soekarno meninggal dunia. Ia sungguh perempuan berhati tulus, memberi tanpa meminta dan memberi tanpa pamrih.

- Ramadhan KH, Kuantar Ke Gerbang
- Obrolan dengan Pak Tito Zeni Asmarahadi (cucu Inggit Garnasih) pada acara lacak jejak – 13 April 2013
- Naskah Lacak Jejak Inggit Garnasih oleh @mooibandoeng dan @KomunitasAleut
- Monolog Inggit Garnasih oleh Happy Salma – Bale Rumawat Unpad

Kamis, 23 Januari 2014

Mandela di antara Goenawan Mohamad dan Pramoedya

"Seandainya tak kutinggalkan kepahitan dan kebencianku, aku akan tetap terpenjara," itulah kicauan Goenawan Mohamad (GM) pagi tadi di Twitter, mengutip ucapan Nelson Mandela, yang baru saja wafat.

GM, biasa ia disapa, memang dikenal memiliki intensi khusus pada sosok mantan Presiden Afrika Selatan itu. Begitu mendengar Mandela tiada, GM segera membatalkan janjinya untuk 'kultwit' tentang filsuf Prancis Albert Camus dan komunisme.

"Maaf. Saya sudah akan mulai cerita tentang Camus dan komunisme siang ini. Tapi ternyata hari ini saya harus riset untuk Catatan Pinggir tentang Mandela," kicau GM lagi.
Belakangan GM memang sedang gencar dituding sebagai 'makelar' kebudayaan liberal berbasis eksistensialisme Camus oleh kalangan kiri, utamanya setelah terbitnya buku 'Kekerasan Budaya Pasca 1965' karya Wijaya Herlambang.

Soal Mandela, pada tahun 2000 silam, GM juga pernah meminta sastrawan kiri, Pramoedya Ananta Toer , untuk bersikap seperti revolusioner anti-apartheid itu. Ketika Bung Pram masih hidup, GM pernah menganjurkannya menerima permintaan maaf Presiden Gus Dur kala itu, atas kekerasan negara (Orde Baru) terhadap anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan siapapun dicap sebagai komunis.

GM meminta Bung Pram, yang 15 tahun dipenjara Orde Baru karena tudingan komunis, untuk menerima permintaan maaf Gus Dur , seperti Mandela memaafkan rezim apartheid yang telah memenjarakannya selama puluhan tahun.

"Mandela bertahun-tahun di penjara, orang hitam Afrika Selatan bertahun-tahun ditindas, tapi kemudian ketika ia menang, ia membuktikan bahwa abad ke-20 tak sepenuhnya benar: manusia ternyata bisa untuk tak jadi penakluk. Ia menawarkan rekonsiliasi dengan bekas musuh. Ia tak membalikkan posisi dari si objek jadi sang subjek," tulis GM lewat surat terbuka kala itu.

Tetapi, permintaan GM itu tegas ditolak Bung Pram. Juga lewat surat terbuka, sastrawan penerima Ramon Magsaysay Award pada 1995 itu membalas: 'Saya Bukan Nelson Mandela'.

"Saya bukan Nelson Mandela. Dan Goenawan Mohamad keliru, Indonesia bukan Afrika Selatan. Dia berharap saya menerima permintaan maaf yang diungkapkan Presiden Abdurrahman Wahid (Tempo, 9 April 2000), seperti Mandela memaafkan rezim kulit putih yang telah menindas bangsanya, bahkan memenjarakannya. Saya sangat menghormati Mandela. Tapi saya bukan dia, dan tidak ingin menjadi dia," tulis Bung Pram yang wafat 30 April 2006 pada umur 81 tahun, atau 6 tahun setelah surat ditulis.

"Di Afrika Selatan penindasan dan diskriminasi dilakukan oleh kulit putih terhadap kulit hitam. Putih melawan hitam, seperti Belanda melawan Indonesia. Mudah. Apa yang terjadi di Indonesia tidak sesederhana itu: kulit cokelat menindas kulit cokelat. Lebih dari itu, saya menganggap permintaan maaf Gus Dur dan idenya tentang rekonsiliasi cuma basa-basi. Dan gampang amat meminta maaf setelah semua yang terjadi itu. Saya tidak memerlukan basa-basi," lanjut Bung Pram.

Bagi Bung Pram, yang bukan basa-basi adalah tegaknya hukum, dalam artian hukuman setimpal bagi mereka yang menghabisi bangsanya sendiri. Dalam buku 'Dalih Pembunuhan Massal' yang pernah dilarang Orde Baru, John Rossa menyebutkan, sekitar 500.000 sampai 3 juta nyawa harus mati sia-sia karena sebuah keyakinan politik di tahun 1965.

"Yang saya inginkan adalah tegaknya hukum dan keadilan di Indonesia. Orang seperti saya menderita karena tiadanya hukum dan keadilan. Saya kira masalah ini urusan negara, menyangkut DPR dan MPR, tetapi mereka tidak bicara apa-apa. Itu sebabnya saya menganggapnya sebagai basa-basi," tulis Bung Pram.

"Saya tidak mudah memaafkan orang karena sudah terlampau pahit menjadi orang Indonesia," imbuhnya.

Sumber: http://www.merdeka.com/

Rabu, 22 Januari 2014

Suara Serak di Seberang Radio

MENJELANG tengah malam di pondok perebus air nira, udara dingin akan mengalah pada nyala api di tungku. Selain rungut sekawanan kera mempergelutkan cabang tempat tidur, gelegak air nira dalam kancah berebut dendang dengan suara yang ditimbulkan getar sayap belalang di rimbun belukar. Bagi Yarman, pada saat-saat begini, menyeruput tengguli bercampur santan dan menyantap sepotong ketela yang matang dalam rebusan air nira belum terasa lengkap bila tanpa menghidupkan radio National dua band yang sengaja ia gantungkan di paku yang tertancap pada tiang pondok itu.

Akan terdengar decak kunyahnya; nikmat seruputan di rahangnya. Aduhai, sembari menunggu gelegak tengguli sempurna menjadi gula merah, Yarman menaruh radio itu di atas lututnya dan mengasyiki tombol pencari gelombang. Sambil duduk menyandar ke dinding bambu, kepalanya menggeleng ritmis. 

Tubuhnya terasa begitu ringan mendengar cuap-cuap penyiar acara Kotak Pos membacakan kartu dari sejumlah pendengar setia penjuru Nusantara. Sebelum sebuah lagu kenangan diputar, suara serak milik penyiar acara itu adalah suara yang dinanti-nanti Yarman. Dirinya seperti seorang yang menunggu kehadiran, mungkin seorang sahabat, atau bahkan kekasih. Satu dua isapan linting daun enau berdesis dari bibirnya. Tidak ada yang akan tahu, kalau di dalam racikan tembakau yang dilintingnya dengan daun enau itu dibubuhi sedikit daun ganja betina. Razia ganja mana pula pernah sampai ke pondoknya yang terpencil di hulu Batangmaek.

Sebelum sebuah lagu selesai, Yarman akan menghayati aneka bayangan yang melintas di alam hayalnya. Suatu saat, Ratna, si penyiar acara Kotak Pos itu akan dicarinya. Yarman membayangkan, ia bertemu Ratna di sebuah halte saat hujan deras turun. Ia berharap Ratna tak membawa payung, sehingga mereka punya banyak waktu untuk bercakap-cakap.

Dan hujan akan ia seru untuk tidak berhenti. Saat itulah, kepada Ratna akan diceritakannya perihal hujan yang sudah bertahun menyiksa hatinya. Hulu Batangmaek, bukit paling sepi dari bujuran Bukitbarisan, telah memaku takdirnya, sehingga tak sempat menyampaikan demikian banyak keinginannya sebagai laki-laki. Ada sebuah keinginan yang tidak dapat tidak akan diwujudkannya juga. Sebelum mata hidupnya ditutup dan keinginannya yang banyak menyatu dengan angin dingin Batangmaek.

Akan dipaparkannya, betapa setiap kali ingat Ratna, ia selalu membuka tempat khusus di jantungnya, sebuah lorong dengan bangku yang banyak. Di tiap bangku itu ada adegan cerita tentang dia dan Ratna yang akan berjumpa entah kapan. Pada bangku paling ujung, ada gambar yang selalu membuat jantung Yarman melambung-lambung. Terlihat samar, di tengah hujan yang tak kunjung reda, kepala Ratna jatuh ke bahu Yarman. Tapi, wajah Ratna tidak begitu jelas. Kalau sudah sampai di situ, lamunan Yarman akan buyar. Ia akan ditimbun pertanyaan, seperti apa gerangan rupa perempuan bersuara serak itu? Pertanyaan inilah yang telah membuat Yarman seperti ikan termakan umpan.

Terutama ketika Selasa malam beranjak jadi Rabu, saat hari pekan benderang, di mana ia akan pergi ke pasar menjual gula merah. Uangnya akan ia jadikan ongkos pergi ke kantor pos di Suliki. Sebelum itu ia akan singgah dulu di Sialang, perkampungan pinggir Batang Sinamar, tempat para pandai batu akik bertempat tinggal. Ia telah memesan batu giok yang diikat dengan sebuah cincin bermotif rencong wajik. Bila sudah waktunya dan cincin itu sudah selesai, akan dibawanya ke Padang. Salah seorang kenalannya, Syaiful, penadah barang-barang bekas di Padang sudah disuratinya. Tinggal menunggu balasan, apakah ia bersedia mengantar menemui penyiar bersuara serak itu.

Bertahun sudah Yarman menjadi penggemar acara Kotak Pos yang diasuhnya. Selama itu pula Yarman menyisakan uang hasil menjual gula enaunya untuk ditabung. Ya, pada waktunya ia akan ke Padang, merencanakan pertemuan dengan Ratna.

Demi keinginannya yang satu ini, seminggu sekali, ia sengaja pergi ke kantor pos membeli kartu, perangko, dan beberapa buah amplop. Kadang ia mendapat tumpangan sepeda motor oleh kenalannya yang kebetulan lewat ke arah Suliki, tempat yang ia tuju. Tapi lebih sering ia naik bus tiga-perempat yang pengap. Ikut berdesakan dengan pedagang sayur dan sejumlah orang kampung yang akan pergi belanja ke Payakumbuh.

Kartu yang dibelinya seminggu sebelumnya sudah ditulisi dan segera ia poskan. Sedangkan kartu pos yang akan dibelinya untuk persiapan minggu berikutnya.

***

Semula, kartu pos itu hanya puluhan. Pelahan, beranjak jadi ratusan. Hingga kini sudah ribuan. Dari sebanyak itu, ada satu kartu yang selalu ingin ditandai Ratna. Kartu pos yang dikirim oleh salah seorang penggemar acara yang diasuhnya, bernama Yarman.

Di kamarnya yang wangi, di laci meja kerja, Ratna menyimpan kartu pos kiriman Yarman yang tak pernah ia bacakan pada acara Kotak Pos itu. Terbayang olehnya, jika suatu ketika ia diberi waktu yang lapang, ia ingin sekali berlibur ke Kototinggi, kampung Yarman, si pengirim kartu. Semula Ratna hanya menganggap cara Yarman sebagai tingkah iseng seorang penggemar saja. Namun, setelah bulan-bulan berganti tahun, ia selalu menerima kartu pos dari Yarman. Lama-kelamaan Ratna justru jadi terbiasa bahkan tergantung pada cara Yarman yang unik. Kini, penasaran telah menumpuk dalam kepala Ratna. Tulisan-tulisan Yarman dalam kartu pos itu telah menggodanya untuk paling tidak sekali saja berkunjung ke ceruk Bukitbarisan yang disebut-sebut Yarman sebagai tempat paling sepi bagi seorang bujang.

Ratna selalu menerima kartu pos dari Yarman sebanyak dua lembar. Satu untuk dibacakan, satu lagi berisi tulisan Yarman yang ditujukan kepada Ratna. Ada yang berupa cerita singkat tentang udara perbukitan di Kototinggi yang sejuk. Sejumlah lembah, tempat yang sejak dahulu sering jadi tempat persembunyian para pemberontak. Dari sana, ada jalan setapak yang tembus ke Bonjol. Di sana, dulu, Belanda menugaskan tentara mengawal para penambang emas.

Ada pula yang berbentuk puisi: ungkapkan ketakjuban Yarman mendengar suara Ratna ketika siaran. Tentang betapa ia suatu saat akan menaklukkan waktu, keluar dari kesibukannya sebagai petani nira dan bergabung dengan kesibukan kota. Satu yang pasti, ia akan ke Padang mencari Ratna. Katanya, bertemu dengan Ratna adalah obat dari sakit sepi yang bertahun diidapnya.

***

Yarman menyetel gelombang radionya dari berita ke lagu dangdut. Dari lagu dangdut ke lagu pop. Tapi, masih ada yang terasa belum sempurna. Sudah tiga minggu acara Kotak Pos yang ditunggu-tunggunya tidak disiarkan. Ini minggu keempat. Yarman tak habis bertanya, kenapa acara Kotak Pos tidak ada lagi? Jelas saja, ada yang hilang. Tidak ada lagi suara serak Ratna. Cerita dan kiriman salam dari sahabat-sahabatnya yang jauh seakan raib dimakan angin yang berkisar di Bukitbarisan. Yarman berpikir, jika selamanya begini, hal yang mesti ia persiapkan adalah mendamaikan gejolak keinginannya berangkat ke Padang. Jika acara Kotak Pos tidak ada lagi, pertemuan dengan Ratna tidak akan lebih dari kesiur mimpi yang konyol? Yarman merasakan dirinya sangat bodoh.

Ketakutan Yarman terjadi juga. Acara Kotak Pos sudah ditiadakan pihak radio. Penggemar acara ini makin sedikit. Orang-orang kini malas ke kantor pos. Orang-orang lebih suka mengirim pesan singkat melalui telepon genggam. Yarman menggigil ketika pemberitahuan tentang peniadaan acara Kotak Pos diumumkan. Penyiarnya dipindahkan ke program lain.

Meski masih bisa mendengar suara Ratna, kadang membaca berita, kadang mengiringi pemutaran lagu-lagu melayu, Yarman merasakan ada yang terputus antara dia dan Ratna. Ratna tidak lagi menyebut namanya. Ratna kini telah sombong.

Ia coba juga mengusir kegaduhan di pikirannya dengan mengisap lintingan daun enau yang sudah dibubuhi daun ganja betina seperti biasa ia lakukan di kesendiriannya. Sisa kartu pos yang sudah dibelinya ia tulisi dengan kalimat-kalimat aneh. Ada yang bernada kecaman pada waktu dan keadaan. Ada pula tentang rasa ngilu yang menusuk-nusuk sanubarinya setiap mendengar suara Ratna yang telah mengacuhkannya. Pada sebuah kartu pos yang bermotif kembang, ia tulis keluhannya tentang pergunjingan orang-orang kampung yang penasaran, mengapa di usia yang mendekati empat puluh, ia belum juga beristri. Dan pada kartu pos yang terakhir, ia tulisi tentang tekadnya untuk ke Padang. Jika pun bukan untuk menemui Ratna, ia akan mencoba bekerja.

***

Pada edaran waktu yang sama, sepuluh bulan kemudian, di Padang, sekitar dua ratus kilometer dari Batangmaek, peristiwa yang lain terjadi. Ratna mondar-mandir di dalam kamarnya yang wangi. Kartu pos kiriman Yarman yang disimpannya dalam laci meja tidak ada lagi. Ia sudah membongkar hingga ke balik lemari, siapa tahu ia sempat memindahkannya, atau tanpa sengaja terjatuh dan terselip di sana. Sejak delapan bulan menikah ia telah mengubah tata letak kamarnya. Barang-barang suaminya yang pegawai kantor pos lumayan banyak, sehingga harus disesuaikan dengan kondisi kamar.

Saat ia terpaksa jongkok memeriksa lemari, suaminya datang dengan mimik penuh perhatian.
“Sayang, jangan jongkok begitu. Kandunganmu bisa terganggu. Mencari apa? Sini, uda bantu,” bapak janin dalam kandungan Ratna itu meraih bahu Ratna dan mengajaknya berdiri.
“Koleksi kartu pos Ratna hilang. Padahal itu kiriman dari sahabat terbaik Ratna….” Tampak sesal di wajah Ratna.
“Sayang. Maaf, ya, kemarin uda membereskan arsip-arsip untuk disimpan di gudang. Termasuk kartu-kartu pos itu. Sudah, lupakan saja. Sekarang kita istirahat, yuk. Besok kita cari. Sudah malam,” lelaki berkumis itu mendengus saat memeluk Ratna dari belakang. Ia sangat mengerti, sejak hamil, Ratna sering berlaku aneh, manja, dan banyak kehendaknya.

Kemarin itu, ia ingat kalau tak lama lagi anak pertamanya akan lahir. Maka itu ia sengaja menata kamar tersebut menjadi lebih lapang. Ia kumpulkan seluruh arsip dan menjualnya ke pemulung kertas yang sering berkeliling dengan becak di kompleks perumahan. Karena tidak mau istrinya kecewa, ia berbohong dengan mengatakan kartu itu masuk ke dalam tumpukan arsip di gudang. Tapi raut wajah Ratna terpana, tidak lega. Bulatan matanya berputar-putar dan kerut antara dua alisnya begitu jelas.

Pikiran Ratna tetap tak beralih dari kartu-kartu pos yang ingin dibacanya. Malam itu juga ia minta suaminya mengambil kartu-kartu itu kembali dari gudang. Tetap saja, suaminya berkilah, kalau sudah larut malam dan sebaiknya kartu-kartu itu dicari esok hari saja. Ratna sebenarnya tidak bisa menerima. Tapi, apa boleh buat, ia sadar, harus lebih mengutamakan kandungan dan memilih untuk istirahat.

***

Pada malam yang sama, di salah satu sudut Kota Padang yang mulai hening, Yarman menekuri dirinya. Ia rasakan betapa waktu memang tajam. Sejak acara Kotak Pos ditiadakan, ia telah kehilangan tempat berhibur. Hari-hari terasa melilitnya seperti jaring jala mengurung ikan. Semangat bekerjanya pun seakan tersedot oleh tenaga yang ia sendiri tidak tahu berasal dari mana. Satu hal yang sangat ia sadari, kalau pikirannya tetap tersangkut pada kartu-kartu pos yang tidak lagi pernah ia kirim. Juga tentang Ratna yang telah sombong.

Namun setelah seminggu di Padang, ia belum juga bisa mewujudkan keinginannya itu. Tinggal bersama sahabatnya, Syaiful, mengantarkan kesadarannya kepada hal yang lain. Melihat sahabatnya itu bekerja sebagai penadah barang-barang bekas, nyalinya untuk ikut membantu seketika bangkit. Semula, ia sengaja meninggalkan batang-batang enau dan pondok ladang dengan radio National dua band yang selalu tergantung di tiang itu, demi keinginan bertemu Ratna. Kini, terlintas di pikiran untuk ikut membantu Syaiful, sekaligus mencoba mengais rezeki sekadar untuk biaya hidup selama di Padang. Keinginan bertemu Ratna sengaja ia tekan. Ia tahan. Dan, jika dapat, akan ia lupakan.

Ya, malam yang sama, di saat Ratna sudah tertidur di sisi suaminya, Yarman tersandar di tumpukan kertas di gudang penyimpanan Syaiful, mematut-matut cincin permata giok bermotif rencong wajik yang sudah lama diniatkan sebagai hadiah untuk Ratna. Sejak datang di Padang, Yarman memang sering termenung di situ, sebelum kantuk tiba dan merebahkan badan di atas busa yang tidak jauh dari tumpukan kertas itu.

Entah mengapa pula, Yarman merasa nyaman meringkuk di atara tumpukan kertas bekas itu. Dirinya seolah ditimbun cerita-cerita yang tersimpan di dalam aksara yang tertulis di sana.

Di remang cahaya lampu, ia periksa beberapa lembar kertas yang terserak begitu saja ke lantai. Ia bolak-balik satu-dua lembar. Jantungnya mendingin. Ngilu. Jemarinya menangkap selembar kartu pos. Ia dekatkan ke arah lampu. Antara percaya dan tidak percaya, ia ambil dan periksa lembar-lembar yang lain.

Tidak salah lagi, kartu-kartu pos itu adalah kartu-kartu yang dulu pernah dikirimnya untuk acara Kotak Pos yang diasuh Ratna. Duh! Ia kumpulkan semua. Ia bawa ke tempat ia biasa tidur. Napasnya memburu. Tak sabar menunggu siang tiba. Sebab, ada sakit di jantungnya. Bila matahari sudah terbit esok hari, ia akan pamit pada Syaiful. Ia akan pulang, kembali ke Kototinggi membawa kartu-kartu pos itu.

Barangkali, bila ada kesempatan, kartu-kartu pos itu akan ia kirim lagi ke radio tempat Ratna bekerja, sekalipun acara Kotak Pos sudah tidak ada dan suara serak Ratna hanya terdengar pada acara yang lain. Atau, bila tidak ada lagi kesempatan, kartu-kartu itu, juga cincin permata giok itu, akan disimpannya sendiri, mungkin di pondoknya, diikatkan pada radio National dua band kesayangannya. (*)


Sungai Naniang-Padang, 2009-2010
Zelfeni Wimra, lahir di Sungainaniang, Luak Limopuluah Koto, Minangkabau, 26 Oktober 1979. Sutradara Teater Cabang, juga bergiat di Magistra Indonesia dan C2RS. Buku kumpulan cerpennya yang sudah terbit Pengantin Subuh (2009).

Hubungan Semiotik dengan Sintaksis, Semantik, dan Pragmatik

A.    Pengertian Semiotik, Sintaksis, Semantik, dan Pragmatik
Kata semiotik berasal dari kata Yunani semeion, yang berarti tanda. Maka semiotika berarti ilmu tanda. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda.
Kata sintaksis berasal dari kata Yunani (sun = ‘dengan’ + tattein =  ‘menempatkan’. Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Ramlan (1981:1) mengatakan “Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.”
Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau lambang (sign). Semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1994: 2).
Morris (1960) mengatakan bahwa pragmatik merupakan disiplin ilmu yang mempelajari pemakaian tanda, yang secara spesifik dapat diartikan sebagai cara orang menggunakan tanda bahasa dan cara tanda bahasa itu diinterpretasikan. Yang dimaksud orang menurut definisi tersebut adalah pemakai tanda itu sendiri, yaitu penutur.
B.     Hubungan Semiotik dengan Sintaksis, Semantik, dan Pragmatik
1.      Hubungan Semiotik dengan Sintaksis
Semiotik Sintaktis menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan ‘makna’nya ataupun hubungannya terhadap perilaku subjek. Semiotik sintaktis ini mengabaikan pengaruh akibat bagi subjek yang menginterpretasikan. Dalam bahasa, semiotik sintaktik merupakan tinjauan tentang perwujudan bahasa sebagai paduan dan kombinasi dari berbagai sistem tanda. Perwujudan bahasa akan dapat diuraikan secara komposisional dan ke dalam bagian-bagiannya, serta hubungan antar bagian dalamnya.
Contoh:
Teks dan gambar dalam wacana iklan merupakan dua sistem tanda yang berlainan, akan tetapi keduanya saling bekerja sama dalam membentuk keutuhan wacana iklan.
2.      Hubungan Semiotik dengan Semantik
Semiotik Sematik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang disampaikan. Semiotik semantik merupakan tinjauan tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. Dalam bahasa, semiotik semantik merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh penuturnya dan disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pendengarnya.  Perwujudan makna suatu bahasa dapat dikatakan berhasil jika makna atau ‘arti’ yang ingin disampaikan oleh penutur melalui kalimatnya dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pendengarnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan penuturnya sama dengan persepsi pendengarnya.
Contoh:
Sebuah ambulan yang meluncur dijalan raya yang membunyikan sirine dengan lampu merah berputar-putar, menandakan ada orang celaka yang dilarikan ke rumah sakit. Tafsiran tanda ini berbeda jika sirine itu berasal dari mobil polisi yang melaju di depan rombongan pembesar, karena sirine itu menanadakan bahwa ada pembesar yang lewat. Begitu pula sirine yang disertai lampu merah berputar-putar berbeda tafsirannya jika hal itu berasal dari mobil pemadam kebakaran.
3.      Hubungan Semiotik dengan Pragmatik
Semiotik Pragmatik menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan, dalam batas perilaku subjek. Dalam bahasa,  semiotik semantik merupakan tinjauan tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. Hasil atau perwujudan bahasa merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh penuturnya dan disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pendengarnya. Perwujudan makna suatu bahasa dapat dikatakan berhasil jika makna atau ‘arti’ yang ingin disampaikan oleh penutur melalui tuturannya dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pendengarnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan penuturnya sama dengan persepsi pendengarnya.
Contoh:
Sebuah ambulan yang meluncur dijalan raya yang membunyikan sirine dengan lampu merah berputar putar, menandakan ada orang celaka yang dilarikan ke rumah sakit, hal tersebut membuat pengguna jalan yang mendengarnya menepi.
Parera, J. D. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Refianti, Indah Marti. 2008. Semiotika dalam Secangkir Kopi, (Online), (http://myraven.blogspot.com/2008/03/semiotika-dalam-secangkir-kopi.html), diakses 14 Februari 2013.
Rompas, Nita Anggre. 2011. Pragmatic Pengertian dan Aspek Pragmatik, (Online),( http://nitaanggrerompas.blogspot.com/2011/05/prag-matik-pengertian-dan-aspek.html), diakses 14 Februari 2013.
Shvoong. 2011. Macam-macam Semiotik, (Online), (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2242924-macam-macam-semiotik/#ixzz2KqB54Qyz), diakses 14 Februari 2013.
Zoest, Aart van. 1930. Semiotika: Tentang Tanda, Cara Kerjanya, dan Apa yang Kita Lakukan Dengannya. Jakarta: Yayasan Sumber Agung.

Kamis, 16 Januari 2014

Konsep Pendidikan Terhadap Perubahan Sosial Budaya

Kita biasa belajar dari fenomena perubahan alam terhadap situasi tertentu yang memicu akal budi manusia untuk mengelola keadaan menjadi sesuatu yang berguna bagi kehidupannya. 

Ini bukan hanya merupakan ciri suatu bangsa saja, tapi juga merupakan warisan peradaban asal-usul bangsa. Melalui pewarisan kebudayaan pendidikan hadir dalam bentuksosialisasi kebudayaan dan beradaptasi dengan kebudayaan setempat dan memelihara hubungan timbal balik dalamproses perubahan tatanan sosiokultural masyarakat dalam kemajuan peradaban. Disini kebudayaan dapat disimpulkan sebagai hasil pembelajaran manusia dengan alam.

Pendidikan merupakan aspek yang sangat strategis di dalam menyiapkan suatu tata kehidupan manusia yang baru. Demikianlah kita melihat bagaimana peranan pendidikan di dalam menata suatu masyarakat baru. Masyarakat baru yang berdasarkan paradigma baru, akan dapat dipersiapkan melalui proses pendidikan. Tidak berlebihan kiranya apabila pendidikan dewasa ini, seluruh dunia dianggap sebagai pondasi dari membangun masyarakat dunia baru.

Pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengansuatu hal yang sama yaitu nilai-nilai. Dalam konteks kebudayaan pendidikan memainkan peranan dalam agenpengajaran nilai-nilai budaya.Pendidikan yang berlangsung adalah suatu proses pembentukan kualitas manusia sesuai dengan kodrat budaya yang dimiliki.

Nilai-nilai kebudayaan bukanlah hanya sekedar dipindahkan dari satu bejana ke bejana yang lain yaitu kegenerasi mudanya,tetapi dalam proses interaksi antara pribadi dengan kebudayaan betapa pribadi merupakanindividu yang kreatif bukan pasif. Dalam proses kebudayaan terdapat pengertian seperti invensi dan penemuan, difusi kebudayaan, inovasi, akulturasi, focus, krisis, dan prediksi masa depan.


Penemuan atau Invensi
Penemuan atau invensi merupakan proses terpenting dalam pertumbuhan dan kebudayaan. Hal itu mengingat tanpa penemuan-penemuan yang baru dan tanpa invensi suatu budaya akan mati. Suatu penemuan berarti menemukan sesuatu yang sebelumnya belum dikenal tetapi telah tersedia di alam sekitar atau di alam semesta ini.

Misalnya di dalam sejarah perkembangan umat manusia terjadi penemuan-penemuan dunia baru sehingga pemukiman manusia menjadi lebih luas dan berarti pula semakin luasnya penyebaran kebudayaan. Selain itu, di dalam penemuan dunia baru akan terjadi difusi atau proses lainnya mengenai pertemuan kebudayaan-kebudayaan tersebut. Istilah invensi lebih terkenal di dalam bidang ilmu pengetahuan.

Dengan invensi maka umat manusia dapat menemukan hal-hal yang dapat mengubah kebudayaan. Dengan penemuan-penemuan melalui ilmu pengetahuan maka lahirlah kebudayaan industri yang telah menyumbang suatu revolusi kebudayaan terutama di negara-negara barat.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat telah membuka horizon baru di dalam kehidupan umat manusia. Ilmu pengetahuan berkembang begitu cepat secara eksponensial sehingga apa yang ditemukan hari ini mungkin besok telah usang. Misalnya revolusi komputer yang dapat berkembang setiap saat dan bagaimana peranan komputer di dalam kehidupan manusia modern. Kita hidup di abad digital yang serba cepat dan serba terukur. Semua hal ini merupakan suatu revolusi di dalam kehidupan dan kebudayaan manusia.

Melalui invensi manusia menemukan berbagai jenis obat-obatan yang mempengaruhi kesehatan dan umurmanusia. Akan tetapi juga melalui kemajuan ilmu pengetahuan manusia menemukan alat-alat pemusnah massal yang dapat menghancurkan kebudayaan global. Sudah tentu penemuan-penemuan baru dan invensi-invensi melalui ilmu pengetahuan akan semakin intens karena interaksi dengan bermacam-macam budaya akan bermacam-macam manusia yang dimiliki oleh seluruh umat manusia.

Dengan demikian, penemuan-penemuan dan invensi baru tidak lagi merupakan monopoli dari suatu bangsa atau suatu kebudayaan tetapi lebih menjadi milik dunia. Kebudayan dunia perlu diarahkan dengan nilai-nilai moral yang telah terpelihara di dalam kebudayaan umat manusia karena kalau tidak dapat saja manusia itu menuju kepada kehancurannya sendiri dengan alat-alat pemusnah massal yang diciptakannya.

Difusi Kebudayaan
Difusi kebudayaan berarti pembauran dan atau penyebaran budaya-budaya tertentu antara masyarakat yang lebih maju kepada masyarakat yang lebih tradisional. Pada dasarnya setiap masyarakat setiap jaman selalu mengalami difusi. Hanya saja proses difusi pada jaman yang lalu lebih bersifat perlahan-lahan. Namun hal itu berbeda dengan sekarang dimana abad komunikasi mampu menyajikan beragam informasi yang serba cepat dan intens, maka difusi kebudayaan akan berjalan dengan sangat cepat.

Didalam masyarakat sederhana sekalipun proses difusi kebudayaan dari barat tetap menyebar. Hal itu dapat dibuktikan melalui pengamatan Margaret Mead dalam Tilaar (1999) yang meneliti masyarakat di kepulauan pasifik. Beberapa waktu setelah pengamatan Mead terhadap masyarakat tersebut telah terjadi perubahan masyarakat yang cukup berarti. Apa yang ditemukan oleh Margaret Mead dari suatu masyarakat yang tertutup dan statis ketika beliau kembali telah menemukan suatu masyarakat yang terbuka yang telah mengadopsi usnur-unsur budaya Barat.

Misalnya apa yang terjadi di negara kita, bagaimana pengaruh Kebangkitan Nasional terhadap kehidupan suku-suku bangsa kita. Sumpah Pemuda pada tahun 1928 telah melahirkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan dan/atau bahasa nasional yang notabene berasal dari bahasa Melayu yang hidup di pesisir Sumatera. Pengaruh bahasa Indonesia terhadap kebudayaan di Nusantara sangat besar sampai-sampai banyak anak-anak sekarang terutama di kota-kota besar yang tidak lagi mengenal bahasa lokalnya, bahasa daerah atau bahasa ibu.

Kita memerlukan suatu kebijakan pendidikan untuk memelihara bahasa ibu dari anak-anak kita. Sebagai contoh nyata dari kepedulian dan agar bahasa ibu tidak punah, maka beberapa pemerintah kota dan dinas pendidikan memasukkan kurikulum yang berupa muatan local dalam mata pelajaran bahasa daerah sehingga anak-anak dan generagi mendatang tetap bisa mengenal dan menjaga bahasa ibu sehingga tidak punah dari masuknya bahasa asing yang sekarang semakin tidak bisa dibendung.

Inovasi Budaya 
Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap kebudayaan terdapat pribadi-pribadi yang inovatif. Dalam masyarakat yang sederhana yang relatif masih tertutup dari pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan lambat. Dalam masyarakat yang terbuka kemungkinan untuk inovasi menjadi terbuka karena didorong oleh kondisi budaya yang memungkinkan.

Oleh sebab itu, di dalam masyarakat modern pribadi yang inovatif merupakan syarat mutlak bagi perkembangan kebudayaan. Inovasi merupakan dasar dari lahirnya suatu masyarakat dan budaya modern di dalam dunia yang terbuka dewasa ini.

Inovasi kebudayaan di dalam bidang teknologi dewasa ini begitu cepat dan begitu tersebar luas sehingga merupakan motor dari lahirnya suatu masyarakat dunia yang bersatu. Di dalam kebudayaan modern pada abad teknologi dan informasi dalam millennium ketiga, kemampuan untuk inovasi merupakan ciri dari manusia yang dapat survive dan dapat bersaing. Persaingan di dalam dunia modern merupakan suatu tuntutan kebutuhan oleh karena kita tidak mengenal lagi batas-batas negara.

Perdagangan bebas, dunia yang terbuka tanpa-batas, teknologi komunikasi yang menyatukan, kehidupan cyber yang menisbikan waktu dan ruang, menuntut manusia-manusia inovatif. Dengan sendirinya wajah kebudayaan dunia masa depan akan lain sifatnya. Betapa besar peranan inovasi di dalam dunia modern, menuntut peran dan fungsi pendidikan yang luar biasa untuk melahirkan manusia-manusia yang inovatif. Dengan kata lain, pendidikan yang tidak inovatif, yang mematikan kreativitas generasimuda, berarti tidak memungkinkan suatu bangsa untuk bersaing dan hidup di dalam masyarakat modern yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan akan menempati peranan sentral di dalam lahirnya suatu kebudayaan dunia yang baru.

Akulturasi Budaya
Salah satu bentuk difusi kebudayaan ialah akulturasi. Dalam proses ini terjadi pembaruan budaya antar kelompok atau di dalam kelompok yang besar. Dewasa ini misalnya unsur-unsur budaya Jawa telah masuk di dalam budaya sistem pemerintahan di daerah. Nama-nama petugas negara di daerah telah mengadopsi nama-nama pemimpin di dalam kebudayaan Jawa seperti bupati, camat, lurah, dan unsur-unsur tersebut telah disosialisasi dan diterima oleh masyarakat luas.
Begitu pula terjadi akulturasi unsur-unsur budaya antar sub-etnis di Nusantara ini. Proses akulturasi tersebut lebih dipercepat dengan adanya sistem pendidikan yang tersentralisasi dan mempunyai kurikulum yang seragam.

Asimilasi
Proses asimilasi dalam kebudayaan terjadi terutama antar etnis dengan subbudaya masing-masing. Kita lihat misalnya unsur etnis yang berada di Nusantara kita ini dengan subbudaya masing-masing. Selama perjalanan hidup negara kita telah terjadi asimilasi unsur-unsur budaya tersebut. Biasanya proses asimilasi dikaitkan dengan adanya sejenis pembauran antar-etnis masih sangat terbatas dan kadang-kadang dianggap tabu. Namun dewasa ini proses asimilasi itu banyak yang sulit dihilangkan. Apalagi hal-hal yang membatasi proses prejudis, perbedaan agama dan kepercayaan dapat menghalangi suatu proses asimilasi yang cepat.

Didalam kehidupan bernegara terdapat berbagai kebijakan yang mempercepat proses tersebut, ada yang terjadi secara alamiah ada pula yang terprogram. Biasanya proses asimilasi kebudayaan yang terjadi di dalam perkawinan akan lebih cepat dan lebih alamiah sifatnya.

Fokus di Setiap Aspek
Adanya kecenderungan di dalam kebudayaan ke arah kompleksitas dan variasi dalam lembaga-lembaga serta menekankan pada aspek-aspek tertentu. Artinya berbagai kebudayaan memberikan penekanan kepada suatu aspek tertentu misalnya kepada aspek teknologi, aspek kesenian seperti dalam kebudayaan Bali, aspek perdagangan, dan sebagainya. Proses pembudayaan yang memberikan fokus kepada teknologi misalnya akan memberikan tempat kepada pengembangan teknologi.

Sering terjadi dengan adanya fokus terhadap teknologi maka nilai-nilai budaya yang lain tersingkirkan atau terabaikan. Hal ini tentu merupakan suatu bahaya yang dapat mengancam kelanjutan hidup suatu kebudayaan. Dalam dunia pendidikan hal ini sudah terjadi seperti di Indonesia. Dunia barat yang telah lama memberikan fokus kepada kemampuan akal, menekankan kepada pembentukan intelektualisme di dalam sistem pendidikannya. Dengan demikian aspek-aspek kebudayaan yang lain seperti nilai-nilai moral, lembaga-lembaga budaya primer seperti keluarga, cenderung mulai diabaikan.

Ikatan dalam lembaga keluarga mulai longgar, peraturan-peraturan seks mulai dilanggar dengan adanya kebebasan seks dan kebebasan pergaulan. Sistem pendidikannya dengan demikian telah terpisahkan atau teralienasi dari totalitas kebudayaan.Tentu saja kita dapat memberikan fokus tertentu kepada pengembangan ilmu pengetahuan asal saja dengan fokus tersebut tidak mengabaikan kepada terbentuknya manusia yang utuh seperti yang telah diuraikan di muka.

Kebudayaan yang hanya memberikan fokus kepada teknologi hanya akan menghasilkan menusia manusia robot yang tidak seimbang, yang bukan tidak mungkin berbahaya bagi kelangsungan hidup kebudayaan tersebut. Dalam proses pembudayaan melalui fokus itu kita lihat betapa besar peranan pendidikan. Pendidikan dapat memainkan peranan penting di dalam terjadinya proses perubahan yang sangat mendasar tersebut tetapi juga yang dapat menghancurkan kebudayaan itu sendiri.

Krisis Konsep Pendidikan 
Krisis Konsep tersebut merupakan konsekuensi akibat proses akulturasi kebudayaan. Suatu contoh yang jelas timbulnya krisis di dalam proses westernisasi terhadap kehidupan budaya-budaya Timur. Sejalan dengan maraknya kolonialisme ialah masuknya unsur-unsur budaya Barat memasuki dunia ketiga. Terjadilah proses akulturasi yang kadang-kadang menyebabkan hancurnya kebudayaan lokal. Timbul krisis yang menjurus kepada hancurnya sendi-sendi kehidupan orisinil. Lihat saja kepada krisis moral yang terjadi pada generasi muda yang diakibatkan oleh masuknya nilai-nilai budaya Barat yang belum serasi dengan kehidupan budaya yang ada.

Keluarga mengalami krisis, peranan orang tua dan pemimpin mengalami krisis. Krisis kebudayaan tersebut akan lebih cepat dan intens di dalam era komunikasi yang pesat. Bangsa Indonesia dewasa ini di dalam memasuki era reformasi menghadapi suatu era yang kritis karena masyarakat mengalami krisis kebudayaan.

Apabila gerakan reformasi tidak diarahkan sebagai suatu gerakan moral maka gerakan tersebut akan kehilangan arah. Gerakan reformasi akan menyebabkan krisis sosial, krisis ekonomi dan berbagai jenis krisis lainnya. Oleh sebab itu, gerakan reformasi total dewasa ini perlu diarahkan dan dibimbing oleh nilai-nilai moral yang hidup di dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Dalam kaitan ini peranan pendidikan sangat menentukan karena pendidikan didasarkan kepada nilai-nilai moral bangsa dalam jangka panjang akan memantapkan arah jalannya reformasi tersebut. 

Source:

1. Global Culture (Essay Tentang Globalisasi, Migrasi Dan Pengaruhnya Terhadap Kebudayaan Dunia)
2. H.A.R TILAAR (Multikulturalisme Tantangan –Tantangan Global Masa Depan Dalam Transformasi Pendidikan Nasional,2004)
3. Prof.koentjaraningrat (Manusia dan Kebudayaan Indonesia,1980)
4. Situs Resmi Budaya dan Pariwisata (BudPar) Indonesia5. Soekanto (2000,172)6. Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (Setangkai Bunga Sosiologi,Yayasan Penerbit Fakultas Ekonomi UI,1984)

Sistem Pendidikan Indonesia dan Finlandia

Di tingkat asia saat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi nomor satu Asia. Adapun Malaysia berada di peringkat ke-65 atau masih dalam kategori kelompok pencapaian medium seperti halnya Indonesia.Meskipun demikian posisi Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).
Finlandia Terbaik Dunia
Sistem pendidikan Finlandia adalah yang terbaik di dunia. Rekor prestasi belajar siswa yang terbaik di negara-negara OECD dan di dunia dalam membaca, matematika, dan sains dicapai para siswa Finlandia dalam tes PISA.  Amerika Serikat dan Eropa, seluruh dunia gempar.
Untuk tiap bayi yang lahir kepada keluarganya diberi maternity package yang berisi 3 buku bacaan untuk ibu, ayah, dan bayi itu sendiri. Alasannya, PAUD adalah tahap belajar pertama dan paling kritis dalam belajar sepanjang hayat. Sebesar 90% pertumbuhan otak terjadi pada usia balita dan 85% brain paths berkembang sebelum anak masuk SD (7 tahun).

Kegemaran membaca aktif didorong. Finlandia menerbitkan lebih banyak buku anak-anak daripada negeri mana pun di dunia. Guru diberi kebebasan melaksanakan kurikulum pemerintah, bebas memilih metode dan buku teks. Stasiun TV menyiarkan program berbahasa asing dengan teks terjemahan dalam bahasa Finish sehingga anak-anak bahkan membaca waktu nonton TV.
Pendidikan di sekolah berlangsung rileks dan masuk kelas siswa harus melepas sepatu, hanya berkaus kaki. Belajar aktif diterapkan guru yang semuanya tamatan S2 dan dipilih dari the best ten lulusan universitas. Orang merasa lebih terhormat jadi guru daripada jadi dokter atau insinyur. Frekuensi tes benar-benar dikurangi. Ujian nasional hanyalah Matriculation Examination  untuk masuk PT. Sekolah swasta mendapatkan dana sama besar dengan dana untuk sekolah negeri.
Sebesar 25% kenaikan pendapatan nasional Finlandia disumbangkan oleh meningkatnya mutu pendidikan. Dari negeri agraris yang tak terkenal kini Finlandia maju di bidang teknologi. Produk HP Nokia misalnya merajai pasar HP dunia. Itulah keajaiban pendidikan Finlandia. 

Membanding Sistem Indonesia dengan Finlandia
Ada yang berpendapat,  keunggulan mutu pendidikan Finlandia itu tidak mengherankan karena negeri ini amat kecil dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta jiwa,  penduduknya homogen,  dan negaranya sudah eksis sekian ratus tahun. Sebaliknya,  penduduk Indonesia lebih dari 220 juta jiwa, amat majemuk terdiri dari beragam suku, agama, budaya, dan latar belakang sosial.  Indonesia baru merdeka 66 tahun.
Pendapat senada dikemukakan oleh tokoh-tokoh dan pemerhati pendidikan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jepang,  dan negara-negara lain dibandingkan dengan negaranya. Yang paling malu AS karena unit cost anggaran pendidikannya jauh melebihi Finlandia tapi siswanya mencapai ranking 17 dan 24 dalam tes PISA, sedangkan siswa Shanghai China ranking 1, Finlandia 2, dan Korea Selatan 3. Soal siswa di Shanghai China juara masih diragukan karena belum menggambarkan keadaan mutu seluruh pendidikan China. Kalau Finlandia sebagai negara kecil bisa juara mengapa negara kecil yang sudah established seperti Islandia, Norwegia, New Zealand tak bisa?
Akhirnya semua mengakui bahwa sistem pendidikan Finlandia yang terbaik di dunia karena kebijakan-kebijakan pendidikan konsisten selama lebih dari 40 tahun walau partai yang memerintah berganti. Secara umum kebijakan-kebijakan pendidikan China dan Korea Selatan (dan Singapura) juga konsisten dan hasilnya terlihat sekarang.
Kebijakan-kebijakan pendidikan Indonesia cenderung tentatif, suka coba-coba, dan sering berganti.
Lalu bagaimana dengan kebijakan pendidikan Indonesia jika dibandingkan dengan Finlandia?
  1. Pendidikan di Indonesia di penuhi dengan test evaluasi seperti ulangan harian, ulangan blok, ulangan mid-semester, ulangan umum / kenaikan kelas, dan ujian nasional. Finlandia menganut kebijakan mengurangi tes jadi sesedikit mungkin. Tak ada ujian nasional sampai siswa yang menyelesaikan pendidikan SMA mengikuti matriculation examination untuk masuk PT.
  2. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) menyebabkan siswa yang gagal tes harus mengikuti tes remidial dan masih ada tinggal kelas. Sebaliknya, Finlandia menganut kebijakan automatic promotion, naik kelas otomatis. Guru siap membantu siswa yang tertinggal sehingga semua naik kelas.
  3. Pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR) di sekolah Indonesia dianggap penting untuk mendisiplikan siswa rajin belajar. Sebaliknya, di Finlandia PR masih bisa ditolerir tapi maksimum hanya menyita waktu setengah jam waktu anak belajar di rumah.
  4. Kualifikasi guru SD Indonesia masih mengejar setara dengan S1, di Finlandia semua guru tamatan S2.
  5. Indonesia masih menerima calon guru yang lulus dengan nilai pas-pasan, sedangkan di Finlandia the best ten lulusan universitas yang diterima menjadi guru.
  6. Indonesi masih sibuk memaksa guru membuat silabus dan RPP mengikuti model dari Pusat dan memaksa guru memakai buku pelajaran BSE (Buku Sekolah Elektronik), di Finlandia para guru bebas memilih bentuk atau model persiapan mengajar dan memilih metode serta buku pelajaran sesuai dengan pertimbangannya.
  7. Jarang sekali guru di Indonesia yang menciptakan suasana proses belajar-mengajar itu menyenangkan (learning is fun) melalui penerapan belajar aktif. Bahkan lebih didominasi metode belajar  mengajar satu arah  seperti ceramah yang membosankan.Di Finlandia terbanyak guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui implementasi belajar aktif dan para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Motivasi intrinsik siswa adalah kata kunci keberhasilan dalam belajar.
  8. Di Indonesia dikembangkan pengkatasan kelas yaitu klasifikasi kualitas kelas dalam kelas reguler dan kelas anak pintar, kelas anak lamban berbahasa Indonesia dan kelas bilingual (bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar) dan membuat pengkastaan sekolah (sekolah berstandar nasional, sekolah nasional plus, sekolah berstandar internasional, sekolah negeri yang dianakemaskan dan sekolah swasta yang dianaktirikan). Sebaliknya di Finlandia, tidak ada pengkotakan siswa dan pengkastaan sekolah. Sekolah swasta mendapatkan besaran dana yang sama dengan sekolah negeri.
  9. Finlandia pelajaran bahasa Inggris mulai diajarkan dari kelas III SD. Alasan kebijakan ini adalah memenangkan persaingan ekonomi di Eropa, membuka kesempatan kerja lebih luas bagi lulusan, mengembangkan wawasan menghargai keanekaragaman kultural.
  10. Jumlah hari Sekolah di Indonesia terlalu lama yaitu 220 hari dalam setahun (termasuk negara yang menerapkan jumlah hari belajar efektif dalam setahun yang tertinggi di dunia). Sebaliknya, siswa-siswa Finlandia ke sekolah hanya sebanyak 190 hari dalam satu tahun. Jumlah hari liburnya 30 hari lebih banyak daripada di Indonesia. Kita masih menganut pandangan bahwa semakin sering ke sekolah anak makin pintar, mereka malah berpandangan semakin banyak hari libur anak makin pintar. Bahkan terkadang para guru mesih memberikan tugas sekolah selama masa liburan sehingga sekolah merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan.
 Hal-hal yang mendukung kemajuan pendidikan di Finlandia sebagai berikut ini:
  1. Setiap anak diwajibkan mempelajari bahasa Inggris serta wajib membaca satu buku setiap minggu.
  2. Sistem pendidikannya yang gratis sejak TK hingga tingkat universitas.
  3. Wajib belajar diterapkan kepada setiap anak sejak umur 7 tahun hingga 14 tahun.
  4. Selama masa pendidikan berlangsung, guru mendampingi proses belajar setiap siswa, khususnya mendampingi para siswa yang agak lamban atau lemah dalam hal belajar. Malah terhadap siswa yang lemah, sekolah menyiapkan guru bantu untuk mendampingi siswa tersebut serta kepada mereka diberikan les privat.
  5. Setiap guru wajib membuat evaluasi mengenai perkembangan belajar dari setiap siswa.
  6. Ada perhatian yang khusus terhadap siswa-siswa pada tahap sekolah dasar, karena bagi mereka, menyelesaikan atau mengatasi masalah belajar bagi anak umur sekitar 7 tahun adalah jauh lebih mudah daripada siswa yang telah berumur 14 tahun.
  7. Orang tua bebas memilih sekolah untuk anaknya, meskipun perbedaan mutu antar-sekolah amat sangat kecil.
  8. Semua fasilitas belajar-mengajar dibayar serta disiapkan oleh negara.
  9. Negara membayar biaya kurang lebih 200 ribu Euro per siswa untuk dapat menyelesaikan studinya hingga tingkat universitas.
  10. Baik miskin maupun kaya semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar serta meraih cita-citanya karena semua ditanggung oleh negara
  11. Pemerintah tidak segan-segan mengeluarkan dana demi peningkatan mutu pendidikan itu sendiri.
  12. Makan-minum di sekolah serta transportasi anak menuju ke sekolah semuanya ditangani oleh pemerintah.
  13. Biaya pendidkan datang dari pajak daerah, provinsi, serta dari tingkat nasional.
  14. Mengenai para prospek karier dan kesejahteraan, setiap guru menerima gaji rata-rata 3400 euro per bulan setara 42 juta rupiah. Guru disiapkan bukan saja untuk menjadi seorang profesor atau pengajar, melainkan disiapkan juga khususnya untuk menjadi seorang ahli pendidikan. Makanya, untuk menjadi guru pada sekolah dasar atau TK saja, guru itu harus memiliki tingkat pendidikan universitas.
Kualitas Guru Finlandia
Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!
 
Jika kebanyakan negara percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru beranggapan sebaliknya, testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Bener juga kan? Kita belajar a.k.a sekolah Cuma pingin dapet nilai akademik yang bagus dan memuaskan. Faktor pemahaman dan penerapan menjadi elemen yang diremehkan, pokoknya yang penting nilai kita bagus… ahdudududu… *_*
Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi. Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejakPra-TK!!! Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.
Semua siswa di bimbing menjadi pribadi yang mandiri, mencari informasi secara independent. Karena dengan adanya banyak pen-dekte-an membuat para siswa akan merasa tertekan dan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.
Bagaimana dengan siswa yang kurang cepat tanggap ? Mereka akan mendapatkan bimbingan yang lebih intensif. Inilah yang membuat Finlandia berhasil menyandang gelar Negara dengan pendidikan paling berkualitas di dunia.
Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha. Hmmm… sangat tercermin kalau guru di sana tidak menuntut anak didiknya untuk mengerjakan dengan hasil yang harus benar, para guru Finlandia menghargai setiap usaha dari siswanya.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.
Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Adanya ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.
Ternyata, negara yang tak diunggulkan bisa menjadi yang terbaik di dunia, tentu semua itu karena adanya kemauan & usaha yang keras serta kesolid-an dari berbagai pihak. Tidak ada kemustahilan di dunia ini, Negara kita tercinta Indonesia Raya ini bisa mencontoh sistem pendidikan dari Finlandia.

Sumber: http://azharmind.blogspot.com

Kualitas Pendidikan Indonesia Ranking 69 Tingkat Dunia

Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.
Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu:
  • Angka partisipasi pendidikan dasar,
  • Angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas,
  • Angka partisipasi menurut kesetaraan jender,
  • Angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD).
Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.