Rabu, 22 Januari 2014

Hubungan Semiotik dengan Sintaksis, Semantik, dan Pragmatik

A.    Pengertian Semiotik, Sintaksis, Semantik, dan Pragmatik
Kata semiotik berasal dari kata Yunani semeion, yang berarti tanda. Maka semiotika berarti ilmu tanda. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda.
Kata sintaksis berasal dari kata Yunani (sun = ‘dengan’ + tattein =  ‘menempatkan’. Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Ramlan (1981:1) mengatakan “Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.”
Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau lambang (sign). Semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1994: 2).
Morris (1960) mengatakan bahwa pragmatik merupakan disiplin ilmu yang mempelajari pemakaian tanda, yang secara spesifik dapat diartikan sebagai cara orang menggunakan tanda bahasa dan cara tanda bahasa itu diinterpretasikan. Yang dimaksud orang menurut definisi tersebut adalah pemakai tanda itu sendiri, yaitu penutur.
B.     Hubungan Semiotik dengan Sintaksis, Semantik, dan Pragmatik
1.      Hubungan Semiotik dengan Sintaksis
Semiotik Sintaktis menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan ‘makna’nya ataupun hubungannya terhadap perilaku subjek. Semiotik sintaktis ini mengabaikan pengaruh akibat bagi subjek yang menginterpretasikan. Dalam bahasa, semiotik sintaktik merupakan tinjauan tentang perwujudan bahasa sebagai paduan dan kombinasi dari berbagai sistem tanda. Perwujudan bahasa akan dapat diuraikan secara komposisional dan ke dalam bagian-bagiannya, serta hubungan antar bagian dalamnya.
Contoh:
Teks dan gambar dalam wacana iklan merupakan dua sistem tanda yang berlainan, akan tetapi keduanya saling bekerja sama dalam membentuk keutuhan wacana iklan.
2.      Hubungan Semiotik dengan Semantik
Semiotik Sematik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang disampaikan. Semiotik semantik merupakan tinjauan tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. Dalam bahasa, semiotik semantik merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh penuturnya dan disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pendengarnya.  Perwujudan makna suatu bahasa dapat dikatakan berhasil jika makna atau ‘arti’ yang ingin disampaikan oleh penutur melalui kalimatnya dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pendengarnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan penuturnya sama dengan persepsi pendengarnya.
Contoh:
Sebuah ambulan yang meluncur dijalan raya yang membunyikan sirine dengan lampu merah berputar-putar, menandakan ada orang celaka yang dilarikan ke rumah sakit. Tafsiran tanda ini berbeda jika sirine itu berasal dari mobil polisi yang melaju di depan rombongan pembesar, karena sirine itu menanadakan bahwa ada pembesar yang lewat. Begitu pula sirine yang disertai lampu merah berputar-putar berbeda tafsirannya jika hal itu berasal dari mobil pemadam kebakaran.
3.      Hubungan Semiotik dengan Pragmatik
Semiotik Pragmatik menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan, dalam batas perilaku subjek. Dalam bahasa,  semiotik semantik merupakan tinjauan tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. Hasil atau perwujudan bahasa merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh penuturnya dan disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pendengarnya. Perwujudan makna suatu bahasa dapat dikatakan berhasil jika makna atau ‘arti’ yang ingin disampaikan oleh penutur melalui tuturannya dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pendengarnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan penuturnya sama dengan persepsi pendengarnya.
Contoh:
Sebuah ambulan yang meluncur dijalan raya yang membunyikan sirine dengan lampu merah berputar putar, menandakan ada orang celaka yang dilarikan ke rumah sakit, hal tersebut membuat pengguna jalan yang mendengarnya menepi.
Parera, J. D. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Refianti, Indah Marti. 2008. Semiotika dalam Secangkir Kopi, (Online), (http://myraven.blogspot.com/2008/03/semiotika-dalam-secangkir-kopi.html), diakses 14 Februari 2013.
Rompas, Nita Anggre. 2011. Pragmatic Pengertian dan Aspek Pragmatik, (Online),( http://nitaanggrerompas.blogspot.com/2011/05/prag-matik-pengertian-dan-aspek.html), diakses 14 Februari 2013.
Shvoong. 2011. Macam-macam Semiotik, (Online), (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2242924-macam-macam-semiotik/#ixzz2KqB54Qyz), diakses 14 Februari 2013.
Zoest, Aart van. 1930. Semiotika: Tentang Tanda, Cara Kerjanya, dan Apa yang Kita Lakukan Dengannya. Jakarta: Yayasan Sumber Agung.